disela kemurunganmu kupersembahkan do'a
untuk mengganti setiap tetes air mata yang terjatuh sia-sia sebabku
aku tak ingin berhutang air mata padamu, dinda...
tersenyumlah karena pilihanmu, aku mengerti...
disuatu sudut...
akankah angin menyudahi nafsunya yang besar...
aku selalu menunggu daun itu berhenti bergerak
membeku... kemudian menguning lalu terjatuh di tanah...
dan tak lagi melambai-lambai lagi merayu..
seperti juga aku...
aku........
aku selalu bertahan meski berada di balik batu
menggigil kedinginan karena tak jua kau menyapa
untuk sekedar hanya memakaikanku selimut hangat...
awalnya kukira akan indah dan berakhir bahagia
tapi buruknya komunikasi yang menjadi harga mati dalam sebuah cinta...??
cobalah tanyakan pada bibir mungilmu
pernahkah berkata mesra pada sekuntum bunga bangkai sepertiku?
Yogyakarta, 16-6-2014